Kamis, 25 September 2008

(Ebook) Jakarta Undercover Trilogy

Gile, Jakarta kok dah ancur gini ya? (garuk-garuk kepala) Teman sebelah nanggepin, "Wuih, Jakarta fantastis abis. Las Vegas aja kalah mentereng nih. Ngapain juga jauh-jauh ke Thailand. Di sini all you can eat."

Terserah kamu mo anggepin seperti apa. Yang jelas, bisnis syahwat ibu kota dah beragam variasinya. Namanya juga aneh-aneh macam Sashimi Girls, Cocktail Girls, ato Pajero Goyang. Itu aja baru di Jakarta. Belom di daerah-daerah lain seperti Batam ataupun Bali.

Pertanyaan yang menggelayut di kepala yaitu kenapa layanan-layanan cinta sesaat tersebut seolah tak terjangkau hukum. Belum pernah tu aku dengar ato liat tayangan televisi yang menceritakan penggrebekan misalnya nudist party. Selama ini yang dioprak-oprak cuma kelas teri macam warung remang-remang ataupun arena bilyar. Para pemain yang pinter apa wasitnya yang bego?

Di tingkat elit politik juga lagi rame soal RUU APP. Terus terang sih aku ngga ngikutin draftnya. Debat kusir doang. Menurutku, yang namanya moral ya balik lagi ke agama. Masalah kaya gini yang bisa jadi benteng ya iman. Imanlah yang bikin kita bisa menolak free sex, nonton BF, drugs, etc yang jelek-jelek. Pemuka agama harus lebih diberdayakan. Ngga ketinggalan peran orang tua. Ngapain sukses sebagai pengusaha ato karir tinggi kalo ngga sukses sebagai orang tua?

Ok, ga perlu panjang lebar lagi. Buat kamu yang pengen liat hebohnya dunia malam Jakarta, nambah wawasan, ato sekadar iseng langsung aja ke sini:

Sex n the City

Karnaval Malam

Forbidden City

Pass: stupid.moron


Tidak ada komentar: